Adakah yang lebih indah dari eloknya? Bulu-bulu lentik membuatnya makin menarik. Tajamnya tatapan mampu memberi warna serupa bianglala.
Aih, namun adakah mata mampu melihat kegaiban hati? Mata taklebih adalah jalan menuju cahaya. Pantulan-pantulannya mencipta bayangan pada retina, seperti wajahmu yang kerap menghantuiku.
Dan sama seperti katamu, kita adalah hantu. Hantu dengan segala kegaibannya. Adakah kita mampu saling menghantui?
Atau kita hanya sepasang mata yang takmampu memandang satu sama lain. Namun kita pada jarak yang dekat dan tidak saling mengikat. Kita adalah pantulan debar dalam jantung efek dari pantulan tatapan mata. Mata kita.
Mojokerto, 18 Agustus 2016
Welcome back kak Fatoni 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Terimakasih Ris.
SukaDisukai oleh 1 orang
Manusia juga bisa saling menghantui, si mantan misalnya 😀 😀
ingat mereka bisa bikin horror masa sekarang
SukaDisukai oleh 3 orang
Begitulah, nampaknya perlu ada rambu-rambu: awas mantan. Hehehe
SukaSuka
hahahha.. benerrr..
SukaDisukai oleh 1 orang
Awas mantan Mbak. Hehehe
SukaSuka
E ciyeee, ciyee… 😆
SukaDisukai oleh 1 orang
Asek
SukaSuka
Mata… menarik… nyengar-nyengir baca ujung postingannya…
Yang gak bisa saling menatap… uuhhh^^
SukaDisukai oleh 1 orang
Terimakasih,
Tatap matanya, selama masih bisa menatap lentik mata itu.
SukaDisukai oleh 1 orang
Uih makasih nasihat nya.. he he selagi masih bisa^^
SukaDisukai oleh 1 orang
Yups, selamat menikmati matanya.
SukaDisukai oleh 1 orang
Saya langsung ingat Iwan Fals, “mata indah bola pimpong” dan “namun bayangmu terus mengikuti”
SukaDisukai oleh 1 orang
Wah, penggemar Bang Iwan nih ceritanya.
SukaSuka
Dibilang penggemar sih tidak juga. Dulu cuma jadi salah satu top hits pas nyanyi² gitaran bareng di warung kopi 😄
SukaSuka
Ow, memang merakyat lagunya Bang Iwan itu. Cocok buat bersantai.
SukaSuka
Ciye yang komen paling pertama.
SukaSuka
Ciyee yang kembali ngeblog 😃
SukaSuka